1. Tasliyah
Hikmah isra miraj yang pertama adalah tasliyah
(hiburan) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Bayangkanlah cobaan bertubi-tubi yang menimpa
Rasulullah dan umat Islam di Makkah. Lalu pada tahun 10 kenabian, Rasulullah
kehilangan dua orang yang paling dicintai; Khadijah radhiyallahu ‘anha dan Abu
Thalib.
Khadijah adalah istri pertama beliau. Wanita
pertama yang beriman kepada beliau dan menjadi pendukung dakwah yang setia
dengan segala dukungan jiwa dan hartanya. Ketika Rasulullah menghadapi masalah,
Khadijah yang menemani dan memotivasi beliau. Ketika Rasulullah butuh dana
untuk berdakwah, membebaskan budak dan membantu fakir miskin, saudagar wanita
kaya raya itu yang memberikan dukungan finansial. Maka wafatnya Khadijah adalah
duka bagi beliau.
Setelah Khadijah wafat, tak berselang lama
kemudian, paman beliau Abu Thalib juga wafat. Padahal Abu Thalib, dengan
kedudukan beliau sebagai tokoh dan sesepuh di Makkah, selalu melindungi
Rasulullah. Jika ada yang hendak menyakiti atau mencelakakan Rasulullah, Abu
Thalib tampil pasang badan untuk melindungi keponakannya itu. Wafatnya Abu
Thabil menambah duka Rasulullah.
Bersama wafatnya Khadijah dan Abu Thalib, yang
berarti hilangnya dua tokoh penting pelindung dakwah Rasulullah, orang-orang
kafir Quraisy semakin massif mengintimidasi Rasulullah. Dakwah di Makkah serasa
tak bisa bergerak. Tribulasi meningkat berlipat-lipat. Wajar jika Rasulullah
menyebut tahun itu sebagai amul huzn (tahun duka cita).
Pada saat seperti itulah kemudian Allah
memperjalankan Rasulullah dengan isra miraj. Sebagai bentuk tasliyah,
Rasulullah melihat tanda-tanda kekuasaan Allah baik di bumi maupun di langit.
Sekaligus menegaskan bahwa dakwah Islam pasti akan menang.
2. Rasulullah pemimpin para Nabi
Isra’ mi’raj juga menegaskan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pemimpin para Nabi dan Rasul. Hal itu
terbukti saat berada di Masjid Al Aqsha. Setibanya di sana, beliau shalat dua
rakaat mengimami ruh para Nabi. Hal itu terjadi sebelum beliau naik mi’raj ke
langit.
Menjadi imam sholat merupakan penanda bahwa
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pemimpin dan penghulu
para Nabi dan rasul.
3. Islam agama fitrah
Di antara rangkaian peristiwa isra miraj,
setelah sholat dua rakaat di Baitul Maqdis, Jibril membawakan dua wadah minuman
kepada Rasulullah. Satu wadah berisi susu dan satu wadah berisi khamar.
Tanpa ragu, Rasulullah memilih susu. Lantas
Malaikat Jibril pun berkata kepada Rasulullah, “Sungguh engkau telah memilih
fitrah (kesucian).” Peristiwa ini menguatkan bahwa Islam adalah agama fitrah
dan kesucian.
4. Kedudukan Masjid Al Aqsha
Di antara hikmah isra miraj adalah menunjukkan
kedudukan penting dan mulia Masjid Al Aqsha. Masjid Al Aqsha memiliki kaitan
erat dengan Masjidil Haram. Rasulullah berangkat isra’ dari Masjidil Haram
menuju Masjid Al Aqsha. Di sini beliau mengimami para Nabi lalu bertolak menuju
langit.
Masjid Al Aqsha merupakan tempat isra’
Rasulullah dan kiblat pertama umat Islam. Karenanya umat Islam harus mencintai
Masjid Al Aqsha dan mempertahankannya dari segala upaya penjajah Yahudi yang
hendak mencaplok dan merobohkannya.
5. Urgensi shalat
Isra’ mi’raj juga menunjukkan kedudukan shalat
yang agung. Jika perintah lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril,
perintah shalat langsung diturunkan Allah kepada Rasulullah tanpa perantara
Jibril. Shalat ini pula yang menjadi inti tasliyah (hiburan) bagi hambaNya.
Mengenang isra miraj, kita harus mengingat
intinya ini: shalat. Jika isra miraj adalah tasliyah, maka shalat adalah inti
tasliyah ini. Beruntunglah orang yang bisa menikmati shalat dan bisa khusyu’
saat shalat. Sebab ia telah menemukan tasliyah hakiki. Rasulullah dan para
sahabat telah mencapai level ini.
6. Memurnikan barisan dakwah
Di antara hikmah isra miraj adalah memurnikan
barisan dakwah. Sebentar lagi, Rasulullah hendak mencapai fase baru yakni
hijrah dan mendirikan negara Islam di Madinah. Maka Allah memurnikan barisan
dakwah dengan isra miraj.
Orang-orang yang tidak kuat aqidahnya dan
mudah goyang keyakinannya, mereka murtad setelah diberitahu tentang isra miraj.
Adapun yang imannya kuat, mereka justru semakin kuat imannya.
Iman yang kuat dan tak pernah goyah inilah
kunci soliditas barisan mujahid dakwah. Di Madinah nanti akan terjadi banyak
peperangan. Tanpa soliditas, pasukan Islam bisa tercerai berai. Dengan
soliditas yang dibangun di atas iman yang kuat dan aqidah yang kokoh, pasukan
Islam tegar menghadapi segala jenis peperangan, konspirasi dan segala macam
kesulitan.
7. Keberanian Rasulullah
Isra miraj juga menunjukkan keberanian
Rasulullah yang sangat tinggi dalam berdakwah. Beliau terang-terangan
menyampaikan isra miraj kepada orang-orang Makkah. Meskipun kafir Quraisy tidak
akan percaya bahkan mencemooh dan mengolok-olok, Rasulullah tetap menyampaikan.
Ketika mereka minta bukti empiris, Rasulullah
pun memberikan bukti itu dengan pertolongan Allah. Ketika mereka minta
diterangkan bagaimana Baitul Maqdis bahkan pintu-pintunya, Malaikat Jibril
datang membawakan gambaran Baitul Maqdis di atas sayapnya. Rasulullah pun
menjelaskan pintu-pintu Baitul Maqdis, membuat tercengang orang-orang kafir
Quraisy yang sebagian pernah ke sana dan mengamatinya.
Merasa Rasulullah tahu persis Masjidil Aqsha,
mereka minta diceritakan tentang rombongan unta kafilah dagang mereka.
Logikanya, jika Rasulullah menempuh perjalanan Masjidil Haram – Baitul Maqdis,
Rasulullah juga melewati rombongan unta mereka.
Lalu Rasulullah menceritakan kondisi tiga
rombongan unta mereka. Mendengar apa yang disampaikan Rasulullah benar-benar
sesuai fakta, mereka terheran-heran namun justru mendustakan. “Engkau adalah
tukang sihir,” kata Walid bin Mughirah diikuti orang-orang kafir Quraiys
lainnya.
8. Keimanan yang paling sempurna
Keimanan umat yang paling sempurna adalah
imannya Abu Bakar. Ketika orang-orang kafir Quraisy mengabarkan bahwa Muhammad
mengatakan telah isra miraj, beliau langsung mempercayainya. “Jika yang
mengatakan Rasulullah, aku percaya,” demikian logika keimanan Abu Bakar
sehingga beliau mendapat gelar Ash Shiddiq.
Demikianlah logika keimanan dan konsekuensi
syahadat risalah. Ketika kita sudah beriman bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
maka kita akan membenarkan seluruh yang beliau bawa. Meskipun kadang akal kita
tidak mampu menggapainya, seperti keajaiban peristiwa isra miraj ini.
9. Balasan perbuatan baik dan buruk
Dalam isra’ mi’raj, Rasulullah juga
diperlihatkan surga dan neraka. Beliau diperlihatkan nikmat surga dan para
penduduknya. Beliau juga diperlihatkan kesengsaraan penghuni neraka dengan
siksa sesuai keburukan mereka di dunia.
Beliau diperlihatkan bagaimana siksa untuk
orang yang suka ghibah, orang yang berzina, orang yang makan harta anak yatim,
dan lain-lain. Semua ini lantas beliau sampaikan kepada umat untuk mencegah
penyakit masyarakat yang terjadi kala itu. Ini hikmah isra miraj kesembilan.
10. Memperhatikan Masjid Al Aqsha
Setelah Rasulullah menyampaikan peristiwa
isra’ mi’raj, para sahabat menjadi perhatian terhadap Masjid Al Aqsha yang saat
itu berada dalam kekuasaan Romawi. Mereka memiliki azam untuk membebaskan
masjid itu. Kelak di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Masjid Al Aqsha bisa
dibebaskan hingga berada di pangkuan Islam.