Tanpa judul


LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KESEJARAHAN DI KALIBENING DAWUHAN BANYUMAS
D
alam rangka  kunjungan kesejarahan dan Praktikum Mata Kuliah Filologi yang di ampu oleh Pak Akhmad Saufan S.s M.Hum. mahasiswa SPI melakukan observasi secara langsung terhadap proses ritual jamasan pusaka di Kalibening  pada tanggal 2 Desember 2017. Selain itu Mahasiswa SPI dengan bimbingan Pak Abu juga melakukan praktik Digitalisasi kitab-kitab kuno dengan tujuan menyelamatkan manuskrip agar tidak dimakan usia. Selanjutnya Makam Mbah Kalibening terletak di lereng Gunung Sokalima, Grumbul Kalibening, Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Makam Mbah Kalibening yang terletak di perbukitan Sokalima ini berjarak kurang lebih 600 meter dari tepian Kali Serayu. Makam mbah Kalibening berada kurang lebih 5 km dari Alun-alun Banyumas, arah ke Barat atau sekitar 300 meter dari Makam R. Joko Kaiman.
Di sekitar kompleks makam terdapat sebuah pendopo tradisional yang masih berdiri kokoh dengan ornamen khas jawa yang berada tepat di depan Museum Kalibening, sebuah pendopo dengan empat saka guru dan pilar-pilar penunjang. Pada blandar terdapat tulisan berbunyi “Keblat papat gapuraning praja”, yang artinya kiblat empat gapuranya negri. Pendopo ini biasanya digunakan oleh warga sekitar sebagai balai pertemuan
 
Didalam komplek makam juga terdapat
sumur pasucen. Sumur ini sering digunakan
para peziarah untuk mensucikan diri sebelum
ziarah ke makam mbah Kalibening. Sumur ini
terus melimpah airnya walaupun musim kemarau
melanda. Kono menurut penjaga setiap orang
yang cuci muka dengan air terebut bisa awet muda
Ritual jamasan Pusaka di Museum Kalibening ini diawali dengan pembacaan sholawat jawa dan pembacan kidung-kidung sampai jam 24.00. Selanjutnya pengeluaran pusaka dari museum dimulai pukul 00.30 yang di pimpin oleh pak Sutrimo dengan diawali pengeluaran benda pusaka dari museum dan menginventarisir dengan tujuan untuk mengetahu jumlah benda pusaka tersebut.







Tradisi jamasan pusaka di Kalibening rutin diselenggarakan sehari setelah Maulid Nabi. Ritual jamasan pusaka dimulai dari pendopo museum lalu dibawa ke Sumur Pasucen untuk dilakukan pencucian disumur itu telah disiapkan kembang 7 rupa dan berbagai perlengkapan lainnya, sumur tersebut berada dikomplek makam mbah Kalibening. Setelah semua pusaka selesai disucikan, kemudian dibawa ke cungkup makam mbah Kalibening untuk didoakan oleh juru kunci makam sebelum dikembalikan ke museum.

Sumber: data inventaris Bp Sutrimo (Juru Kunci Museum)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak